Damai Berkisah




Kita punya langit yang sama, yang muram tapi bumi selalu suka, yang terik namun tak pernah bumi cela. Langit yang dengannya aku dan kamu sama sama melihat begitu naif dan kecilnya kita.

Aku selalu mengagumi tiap awan yang menggoda rumput untuk beranjak, melompat andai ia bisa, dan mereka sama sama tertawa saat matahari merasa diacuhkan, berdialog dengan ilalang dan pohon pohon akasia.

Dialog hujan sore ini adalah kisah tentang damai yang tak sungkan lagi membasahi jalan dan atap atap rumah di sepanjang jalur kereta Bogor - Jakarta. 

Hujan yang tak lelah berdamai dengan terik, agar terik rela bergantian hadir untuk kita.

Sore itu, kita sama sama bicara di gerbong kereta tanpa hadirnya tangga nada. Kita diam, tak saling kenal. Hanya berdiri bersebelahan menatap kabut sore dibalik pintu kereta. Kita semua, hanya bercuri pandang. Berusaha mencari tahu tapi seolah tak mau tahu.

Aku mengagumi mu, hujan yang tak sungkan tersenyum tulus tanpa prasangka.




No comments:

Post a Comment