Mengejar Layang Layang

Dua anak itu terus berlari, diiringi senyuman dan nafas yang terengah engah. Mereka tak peduli meski berkali kali tukang becak yang kebetulan lewat mengingatkan untuk berhati hati, sambil tertawa dan membiarkan mata tuanya menikmati derap kaki anak anak itu menghilang di seberang jalan. 

Langit cerah, tak ada tanda hujan akan menyapa sore itu. layang layang menukik lalu berbelok kesana kemari, memamerkan sedikit keberanian dan menantang yang siap bertanding. Sementara beberapa anak asyik menunggu, kapan kiranya layang layang itu akan membiarkan angin menyelimutinya, membawanya terbang jauh tanpa sedikitpun berontak. Mereka menunggu dengan sabar, dibawah pohon bambu beralaskan tanah yang sudah lama tak disapa hujan. 


Saya suka layang layang, Aa pernah mengajari membuatnya dari kertas khusus, lem kertas, benang dan bambu yang diserut halus. ketika berhasil menerbangkannya ada rasa bangga dan senang tak terhingga. hanya karena sebuah layang layang, kita rela tertawa dan berlari lari mengejarnya.




Tiap siang dan sorenya selalu ada anak anak yang setia menunggu angin, meski kadang ceria mereka luntur saat hujan tiba tiba datang. Namun mereka begitu setia, esok atau lusa akan datang untuk menyapa angin lagi, menghiasi birunya langit dengan warna warna lagi.  

Percaya atau tidak, kadang ada tangis ketika kalah beradu layang layang. Kelelahan yang tak terbayar saat harus menarik narik benang layang layang dengan kuat, kertas kertas di langit itu seolah menjadi bagian dirinya, tak rela ketika akhirnya harus membiarkan angin membawanya jauh lalu jatuh entah dimana. Layang layang, apa ia pernah meminta orang orang mencintainya?



2 comments: