'hanya'


hari itu, dengan kemeja hitam 'khasnya dodi' kata temen temen kampus, saya nunggu angkot di sebrang warnet. saya emang sengaja update info di warnet langganan, sekedar tau info kekinian.

sebuah motor melintas di depan saya, si pengendara membuka helmnya dan mengajak saya untuk naik.

orang itu pak wawit, begitu kami biasa memanggilnya. meski sudah lama tak jumpa, bicaranya begitu akrab jadinya kami seperti orang yang sering bertemu, dia bertanya beberapa hal yang saya pikir hal itu selalu dia tanyakan kalau kami kebetulan bertemu, "kuliah dimana, semester berapa, kenal gak sama ponakan bapak di SMA 6?"

dulu sewaktu putih biru masih menjadi pakaian khas sehari hari, beberapa kali saya menjadi saksi 'amarah' pak wawit di sekolah. suatu ketika ia melemparkan garpu yang biasa digunakan untuk menggali tanah ke ruang kelas 3-3, saya yang kebetulan lewat di dekatnya kaget luar biasa. hari itu wajahnya merah padam tanda amarah yang memuncak. ia lalu pergi tanpa berkata apa apa. "kunaon ieu?" belasan anak melemparkan pertanyaan yang sama.

belakangan saya tau, sosok pak wawit yang 'hanya' sebagai pegawai kebersihan di sekolah sering kali menjadi bahan ejekan anak anak, ditambah polah guyonannya yang terkadang berbeda sering membuat anak anak ngelunjak dan bicara kelewatan.

"saya juga manusia, pingin di hargai biarpun cuma jadi tukang bersih bersih", begitu katanya ketika suatu hari saya mengobrol dengannya.

pada akhirnya saya malu dengan tingkah laku saya dan teman teman, kita ini manusia yang sering menganggap diri terpelajar padahal moral luar biasa berantakan. seolah dia dan kami berbeda.


semoga kami termaafkan...

No comments:

Post a Comment